Assalamualaikum wr wb Dr Zubairi Yth, Adik saya, umur 28 tahun, dirawat di rumah sakit karena nyeri dada kiri. Kata dokter, serangan jantung. Kami terus terang amat terkejut. Adik kami masih muda, tidak merokok, selama ini tampak sehat, segar, gemuk, kok bisa kena serangan jantung? Sebelumnya dia tidak pernah mengeluh apapun. Dia hanya merasa tiba-tiba dada sebelah kiri tidak enak, agak nyeri. Ketika selesai shalat, tiba-tiba dia terjatuh. Kami segera membawanya ke rumah sakit. Adik kami dianjurkan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium. Mula-mula, dokter yang pertama menangani menganjurkan segera tindakan kateterisasi jantung. Tapi dokter yang kedua, lebih senior, meminta pemeriksaan laboratorium dulu yaitu troponin darah. Kami memilih laboratorium dulu. Akhirnya adik kami diberikan obat melalui infus. Alhamdulillah, membaik dan kini telah sehat lagi. Yang menjadi pertanyaan, apa sebenarnya serangan jantung itu? Apakah juga bisa terjadi pada usia muda dan tidak merokok? Apa yang harus dilakukan? Terima kasih. Fira, Jakarta Waalaikumussalam wr wb Mbak Fira yang baik, Alhamdulillah, kondisi adik Anda sudah membaik. Sebutan 'serangan jantung' menggambarkan suatu gejala yang menyerang jantung secara tiba-tiba dan bisa berulang. Umumnya, pasien yang mengalami serangan jantung mengeluh nyeri dada atau dalam bahasa medis dikenal sebagai angina pectoris. Tak hanya rasa nyeri, keluhan angina kadang digambarkan sebagai rasa tidak enak di dada, rasa tertekan benda berat, sesak napas atau napas terasa sukar, serta rasa panas di dada. Lokasi nyeri atau rasa tidak nyaman tadi umumnya dirasakan hanya di dada kiri, walaupun beberapa pasien merasakannya menjalar ke bahu, lengan kiri, leher, dagu atau punggung. Bila ada keluhan tersebut, dokter biasanya menduga kemungkinan penyakit jantung koroner. Sambil menunggu hasil pemeriksaan penunjang (EKG, tes darah dan lain-lain) untuk memastikan dan melihat kondisi jantung, dokter akan segera memberikan pertolongan pertama. Biasanya dokter memberikan oksigen dan aspirin aspilets ascardia dosis rendah, kadang-kadang disertai penghilang rasa nyeri. Mengapa timbul angina atau nyeri dada? Angina atau nyeri dada timbul akibat terganggunya aliran darah ke otot jantung. Ketika aliran darah di otot jantung terganggu, maka terjadi gangguan masukan oksigen dan zat-zat penting lain ke otot jantung. Akibatnya otot jantung di lokasi itu tidak dapat bekerja optimal, yang selanjutnya mengganggu fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jadi, otot jantung akan mengalami iskemia dan dada terasa nyeri, bila aliran darah di pembuluh darah koroner tidak adekuat, tidak mencukupi kebutuhan otot jantung terhadap oksigen. Nyeri dada yang timbul merupakan interaksi yang kompleks antara ujung-ujung saraf yang dirangsang oleh zat kimia dan mekanik, dilanjutkan ke korteks otak melalui serabut saraf tulang belakang dan talamus. Apakah angina selalu disebabkan oleh penyakit jantung koroner? Ternyata tidak semua angina disebabkan oleh adanya gangguan aliran darah jantung atau penyakit jantung koroner. Ada beberapa kondisi yang dapat pula menyebabkan timbulnya angina. Pada pasien anemia berat misalnya, kurangnya jumlah oksigen yang dihantar ke seluruh tubuh termasuk ke jantung menjadi pencetus timbulnya angina. Juga pada orang yang mengalami gangguan katup jantung. Kadang-kadang, ada penyakit di luar jantung, misalnya tukak lambung (sakit maag), yang dapat memberikan gejala mirip angina pectoris. Angina dapat mengenai siapa saja, lebih banyak ditemukan pada laki-laki dari pada perempuan. Usia pasien umumnya di atas 40 tahun, walaupun sesekali dijumpai pada usia yang lebih muda. Dalam hal adik Anda, bila sudah dipastikan mengalami serangan jantung, perlu dicari faktor risiko yang lain, selain gemuk, misalnya apakah ia jarang olahraga, tinggi kolesterol, adakah tekanan darah tinggi, atau ia tidak senang makan sayur dan buah. Bila adik Anda perempuan, perlu dipastikan apakah ia sakit lupus, karena ada kecenderungan untuk trombosis pada lupus sistemik (SLE). Bila adik Anda mengalami nyeri dada lagi, segeralah datang ke rumah sakit. Dokter akan mewawancarai tentang awal timbulnya gejala serta faktor-faktor risiko yang dapat menjadi penyebab. Merokok, kebiasaan konsumsi minuman keras, gemuk, obesitas atau amat gemuk, kadar kolesterol tinggi, diabetes mellitus adalah beberapa hal yang merupakan faktor-faktor risiko yang meyebabkan timbulnya angina. Mengingat seriusnya angina ini, dapat berlanjut sampai infark jantung yang dapat mematikan, maka bila Anda atau keluarga mengalaminya, segeralah ke fasilitas kesehatan terdekat. Namun jangan panik. Bernapaslah dengan normal, bersikaplah rileks dan minta tolong orang terdekat untuk mengantar Anda ke fasilitas kesehatan terdekat. Setelah pemeriksaan fisik dan EKG, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan radiologi, serta pemeriksaan kateterisasi jantung. Umumnya, dipilih pemeriksaan penunjang yang tidak invasif terlebih dahulu sebelum pemeriksaan yang bersifat invasif. Terapi yang dibutuhkan pasien memang perlu cepat dan tepat, disesuaikan dengan penyebab timbulnya angina dan derajat keparahan penyakit. Tujuan terapi untuk memperbaiki kondisi oksigenasi pada otot jantung dan mengurangi resiko timbulnya sumbatan pada aliran darah jantung. Pada kondisi yang berat, dengan pembuluh darah jantung yang menyempit atau tersumbat, seringkali diperlukan terapi lanjutan, misalnya dengan tindakan pemasangan sten. Pengobatan lain yang juga perlu dilakukan adalah mengobati penyakit lain yang ada, misalnya diabetes mellitus (kecing manis) atau kadar lemak darah yang tinggi, atau lupus bila ada. Demikian pula harus dilakukan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Menghentikan merokok, berolahraga teratur, banyak mengonsumsi buah dan sayur, adalah hal sederhana yang amat menunjang kesehatan kita. Bagi yang sudah menderita penyakit jantung koroner atau kencing manis atau tekanan darah tinggi, jangan lupa untuk kontrol rutin ke dokter Anda. Selain itu, bawalah obat yang harus Anda konsumsi secara rutin dan teratur kemana pun Anda pergi dan minumlah obat tersebut sesuai petunjuk dokter. Mbak Fira, adik Anda perlu berobat teratur pada: dokter spesialis penyakit dalam, subspesialis (konsultan) jantung atau boleh juga ke dokter spesialis jantung. Nah Mbak Fira, semoga penjelasan singkat ini dapat menjawab pertanyaan Anda. Salam untuk keluarga |
Senin, 03 November 2014
pengobatan jantung dan asma
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar